Agama Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) itu adalah satu kesatuan dengan islamisasi dan internasionalisasi, karena AIK adalah satu tema yang sangat inspiring bukan sebagai pengetahuan tapi sebagai sikap mental yg menjadi pedoman hidup kita. Hal tersebut dikatakan oleh Dr. Habib Chirzin, saat Studium Generale dengan topik Contemporary Islamic Thought on Health Issues , Selasa (8/12/2015).
Studium Generale kali ini menghadirkan Dr. Ermin Sinanovic yang merupakan Direktur Riset dan Program Akademik dari International Institute of Islamic Thought dan The Fairfax Institute di Virgina, Amerika Serikat. Dr. Sinanovic menjelaskan bahwa Allah memberikan kita fitrah dan segalanya. Kita diberikan organ yang berbeda tapi bekerja sebagai satu organism, satu keseluruhan. Sekarang saya menggunakan mata untuk beinteraksi kemudian lidah untuk bicara dan kadang saya tersenyum dan serius untuk memberi penjeasan. Apa yang saya lakukan otak bekerja untuk menghasilkan apa yang saya katakan. Dan semua ini adalah ciptaan Allah. Segala sesuatu yang diciptakan Allah ada maknanya. Oleh sebab itu Quran memberi kita selalu peringatan bahwa alam dunia itu datang dari Allah. Ada bulan matahari dan semua itu adalah tanda dan tanda itu Allah selalu digunakan dalam Quran untuk menyampaikan nilai-nilai yg murni dan suci dalam Al Quran.
Lebih lanjut Dr. Sinanovic menjelaskan bahwa mahasiswa ners harus memahami maqoshidusy-syariah (maksud diadakannya syariah). Ada 5 perkara atau 5 maksud syariah. Pertama adalah hifdzuddin (memelihara agama). Semua yg kita lakukan dan interaksi mesti ada tujuan untuk memelihara agama. Bukan untuk merusak agama. Yang kedua adalah hifdzunnafs (memelihara hidup manusia). Ketiga adalah hifdzulmaal (memelihara harta benda). Keempat adalah hifdzul ‘aql (memelihara akal). Yang kelima adalah memelihara keturunan.
Sementara itu pembicara lain yaitu Dr. Norbani Ismail (Malaysia Chair of Islam in Southeast Asia di Georgetown University, Washington DC) menjelaskan bahwa yang penting bagi pelajar di STIKES diharapkan menjadi tenaga kesehatan. Jadi apakah peranan kita sebagai pelajar dan ahli kesehatan, kita mesti tahu niatnya harus betul karena Allah. Karena kalau seperti itu pekerjaan kita akan jadi lebih mudah. Jadi kita yakin Allah akan memberikan pahala kepada kita. Kedua sebagai pekerja kesehatan kita mesti mengamalkan apa yang kita pelajari. Artinya mengamalkan akhlak islami. Kita tentu akan memberikan perawatan bukan hanya orang Islam tapi juga yang bukan Islam. Lalu ada yang terpelajar dan kurang terpelajar. Tentu setiap mereka juga berbeda. Kita sebagai pekerja kesehatan mesti mengetahui siapa yg kita rawat. Bukan artinya nanti memperlakukannya berbeda tapi maksudnya harus kita tunjukkan nilai-nilai keislaman. Misalnya bagaimana kita bicara, ikhlas dalam memberikan pelayanan keperawatan.
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan yang mengikuti kegiatan Studium Generale ini adalah mahasiswa semester V dan semester VII.
One Response